Januari 11

BESTPRACTICE BAHASA INDONESIA

Diposting Oleh operatorsmk | Kategori Pendidikan

 

BEST PRACTICE 

Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) Berbantuan Media Video Visual untuk Meningkatkan Hasil Belajar dalam Pembelajaran Membaca Teks Cerpen pada Peserta Didik Kelas X SMK An Najah

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

  1. A.    Latar Belakang Masalah

Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan guru dan peserta didik di sekolahan maupun di tempat lain. Proses belajar bukanlah proses yang instan. Hasil belajar tidak dapat dilihat dalam sekejap mata. Jangan terburu-buru menghakimi peserta didik dengan mengatakan bahwa peserta didik malas, tidak belajar dan memarahinya di depan kelas. Karena hal seperti itu merupakan salah satu kesalahan guru dalam proses pembelajaran. Adapun factor peserta didik belum memahami materi dalam pembelajaran adalah:

a)      Peserta didik memiliki kesulitan belajar

b)      Metode belajar tidak sesuai dengan karakter peserta didik

c)      Model pembelajaran yang digunakan belum sesuai

d)      Peserta didik memiliki masalah pribadi

Salah satu materi dalam pelajaran Bahasa Indonesia adalah cerpen. Menurut Sayuti (2000:9) cerpen merupakan karya prosa fiksi yang dapat selesai dibaca dalam sekali duduk dan ceritanya cukup dapat membangkitkan efek tertentu dalam diri pembaca. Melalui membaca cerpen, peserta didik bisa mendapatkan makna tersurat dan tersirat. Makna tersebut bisa berupa pengalaman hidup termasuk nilai positif di dalamnya serta amanat yang terkandung di dalam sebuah cerpen.

Akan tetapi hasil pembelajaran pada membaca teks cerpen masih rendah. Hal ini karena banyak peserta didik yang masih kurang minat membaca. Berdasarkan hasil pengamatan, kurangnya minat baca peserta didik kelas X karena materinya banyak bersifat teksbook dan teks cerpen relatif panjang. Krisdayanti dan Kusmariyanti (2020) menyatakan bahwa rendahnya minat baca peserta didik salah satunya disebabkan oleh penggunaan metode pembelajaran yang kurang variatif. Hal tersebut juga dikemukakan Sudarsana (2014) bahwa model mengajar guru berpengaruh dalam pencapaian hasil belajar. Guru belum menerapkan model pembelajaran inovatif dan variatif.

Berdasarkan pada permasalahan yang telah dipaparkan, praktik terbaik (best-practice) perlu dilakukan untuk mengatasi hal tersebut. Pemilihan model dan media yang tepat perlu direncanakan agar pembelajaran inovatif dapat tercapai dengan tepat. Oleh karena itu, dari hasil kajian literatur dan wawancara, penulis yang berperan sebagai guru mendesain pembelajaran inovatif dengan menggunakan model PBL dan media video visual running teks.

Cahyaningsih dan Gufron (2016) menjelaskan bahwa PBL adalah model pembelajaran yang berpusat pada siswa yang mengelaborasikan pemecahan masalah dengan pengalaman sehari- hari. Model PBL berpengaruh terhadap karakter kreatif siswa dan model PBL berpengaruh terhadap karakter berpikir kritis siswa. Menurut Warsono (2013:55), langkah-langkah dalam melaksanakan PBL ada 5 fase yaitu (1) mengorientasi siswa pada masalah; (2) mengorganisasi siswa untuk meneliti; (3) membantu investigasi mandiri dan berkelompok; (4) mengembangkan dan menyajikan hasil karya; (5) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Running text atau disebut juga sebagai tulisan berjalan ini merupakan salah satu media elektronik yang sangat berguna untuk menyampaikan pesan dan informasi. Dalam pengembangannya, display running text kini hadir tidak hanya menampilkan rangkaian tulisan berjalan saja, tetapi juga bisa menampilkan gambar atau logo (Simanjutak:2018). Oleh karena itu, diharapkan terjadi peningkatan minat baca siswa dalam pembelajaran membaca cerpen menggunakan model problem based learning dan media video visual (running teks).

Praktik ini penting dilakukan karena guru perlu melakukan perubahan dan inovasi dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran membaca teks cerpen agar proses pembelajaran yang dilakukan

guru lebih menarik, kreatif, dan bermakna. Harapan selanjutnya, siswa semakin senang dan semangat untuk membaca, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Selain bermanfaat untuk meningkatkan kualitas hasil pembelajaran, praktik baik ini juga dapat dijadikan referensi bagi guru lain agar dapat lebih berinovasi dalam pembelajaran.

Untuk mencapai tujuan tersebut, terdapat beberapa tantangan yang dihadapi oleh guru, yaitu: 1) Beberapa Peserta didik mengalami kesulitan dalam menentukan struktur terutama pada bagian abstrak dan orientasi. 2) Peserta didik juga mengalami kebingungan dengan akhir cerita yang menggantung. 3) Karena padatnya kegiatan disekolah, akhirnya ada 2 peserta PPG dalam jabatan yang melakukan PPL di hari dan jam yang sama, padahal petugas yang merekam hanya ada satu.

Praktik pembelajaran inovatif ini melibatkan banyak pihak, yaitu:1) Dosen dan guru pamong memberikan arahan dan masukan kepada guru dalam proses pelaksanaan PPL. 2) Rekan sejawat senior sebagai rekan diskusi yang memberi masukan terkait pelaksanaan praktik pembelajaran inovatif; 3) Peserta didik sebagai subjek didik yang mengalami langsung pembelajaran inovatif ini; 4) Rekan sejawat dalam hal ini adalah rekan guru bidang IT yang membantu guru dalam menyiapkan peralatan yang digunakan untuk pengambilan dokumentasi PPL.

 

Untuk lebih lengkap best practice bisa di unduh di sini 

      Bookmark and Share